• MTSN 2 GARUT
  • MADUGAR IS PRIMA

Dari SIMPATIKA ke EMIS: Tantangan Adaptasi Guru Madrasah dalam Era Digitalisasi

(Oleh Nurul Jubaedah, S.Ag,S.Pd.,M.Ag)

Dari SIMPATIKA ke EMIS

Perkembangan teknologi membawa perubahan signifikan dalam berbagai sektor, termasuk pendidikan. Salah satu transformasi yang kini dihadapi oleh guru-guru madrasah adalah peralihan dari Sistem Informasi Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kementerian Agama (SIMPATIKA) ke Education Management Information System (EMIS). Perubahan ini menuntut para guru, termasuk di MTsN 2 Garut, untuk beradaptasi dengan sistem baru yang memiliki kompleksitas lebih tinggi. Proses ini tentu tidak mudah dan memerlukan waktu, tenaga, serta pemahaman yang lebih mendalam mengenai teknologi digital.

Alasan Perubahan Sistem

Peralihan dari SIMPATIKA ke EMIS dilakukan sebagai upaya pemerintah dalam meningkatkan efisiensi dan akurasi data pendidikan di lingkungan madrasah. EMIS diklaim lebih terintegrasi dan mampu menyediakan informasi yang lebih rinci terkait profil lembaga, tenaga pendidik, hingga data peserta didik. Dalam jangka panjang, sistem ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas pengelolaan pendidikan madrasah di Indonesia.

Namun, perubahan ini bukan tanpa tantangan. Guru yang sebelumnya terbiasa dengan SIMPATIKA kini harus mempelajari sistem baru yang memiliki antarmuka dan mekanisme berbeda. Perubahan ini juga menuntut penyesuaian teknis yang tidak semua guru siap menghadapinya dalam waktu singkat.

Manfaat Digitalisasi bagi Madrasah

Meskipun penuh tantangan, digitalisasi administrasi pendidikan madrasah memiliki manfaat besar, antara lain:

  1. Efisiensi dan Akurasi Data. Dengan EMIS, data madrasah tersimpan secara lebih rapi, terstruktur, dan terintegrasi dengan sistem lain di Kementerian Agama. Hal ini dapat mengurangi kesalahan input dan mempercepat proses pelaporan.
  2. Kemudahan Monitoring dan Evaluasi. Kementerian Agama dapat memantau perkembangan madrasah secara lebih komprehensif, termasuk dalam hal tenaga pendidik, sarana-prasarana, serta kualitas pembelajaran.
  3. Mendukung Transparansi dan Akuntabilitas. Data yang terpusat dan terdokumentasi dengan baik memungkinkan adanya transparansi dalam berbagai kebijakan yang diterapkan di madrasah.
  4. Mempermudah Akses Layanan Pendidikan. Sistem digital memungkinkan guru dan tenaga kependidikan mengurus administrasi secara lebih cepat tanpa harus datang langsung ke kantor Kementerian Agama.

Kendala dalam Implementasi EMIS

Namun, di balik berbagai manfaat tersebut, terdapat kendala yang dihadapi guru-guru madrasah dalam proses adaptasi terhadap EMIS, di antaranya:

  1. Kurangnya Literasi Digital. Tidak semua guru madrasah memiliki keterampilan digital yang mumpuni. Sebagian masih kesulitan dalam mengoperasikan sistem berbasis web, terutama guru-guru senior yang belum terbiasa dengan teknologi.
  2. Proses Input Data yang Memakan Waktu. Dibandingkan SIMPATIKA, sistem EMIS memerlukan input data yang lebih kompleks, sehingga guru harus meluangkan lebih banyak waktu untuk mengunggah informasi yang diperlukan.
  3. Kendala Teknis dan Infrastruktur. Jaringan internet yang tidak stabil, terutama di daerah dengan akses terbatas, menjadi kendala dalam penggunaan EMIS. Selain itu, server EMIS yang sering mengalami gangguan juga menghambat kelancaran input data.
  4. Minimnya Sosialisasi dan Pelatihan. Banyak guru mengeluhkan minimnya sosialisasi dan bimbingan teknis dalam penggunaan EMIS. Akibatnya, banyak yang masih bingung dengan prosedur baru yang harus dijalankan.

Solusi untuk Menghadapi Perubahan Sistem Digitalisasi

Agar transisi dari SIMPATIKA ke EMIS dapat berjalan lebih lancar, diperlukan beberapa langkah strategis yang dapat diterapkan di madrasah, termasuk di MTsN 2 Garut:

  1. Pelatihan dan Pendampingan Intensif. Pemerintah dan madrasah perlu mengadakan pelatihan intensif bagi para guru untuk meningkatkan literasi digital mereka. Pendampingan dari tenaga ahli juga diperlukan untuk membantu guru yang masih mengalami kesulitan dalam mengoperasikan EMIS.
  2. Optimalisasi Infrastruktur Digital. Madrasah perlu memastikan ketersediaan perangkat komputer yang memadai serta akses internet yang stabil untuk mendukung penggunaan EMIS secara maksimal. Jika perlu, pemerintah dapat memberikan subsidi atau bantuan sarana teknologi bagi madrasah yang membutuhkan.
  3. Penguatan Tim IT di Madrasah. Dibutuhkan tenaga khusus yang bertugas sebagai operator atau admin EMIS di setiap madrasah untuk membantu guru dalam mengelola sistem. Hal ini akan mempercepat proses input data dan meminimalkan kesalahan teknis.
  4. Evaluasi dan Perbaikan Berkelanjutan. Pemerintah perlu melakukan evaluasi berkala terhadap implementasi EMIS, termasuk mengakomodasi masukan dari guru-guru madrasah. Dengan adanya perbaikan sistem yang terus-menerus, diharapkan EMIS dapat semakin user-friendly dan efektif digunakan oleh tenaga pendidik.

Perubahan dari SIMPATIKA ke EMIS merupakan bagian dari digitalisasi administrasi pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan akurasi data madrasah. Namun, proses adaptasi terhadap sistem baru ini tidaklah mudah, terutama bagi guru-guru yang belum terbiasa dengan teknologi digital. Kendala seperti literasi digital yang rendah, input data yang rumit, serta keterbatasan infrastruktur menjadi tantangan yang harus segera diatasi.

Solusi yang dapat diterapkan meliputi peningkatan pelatihan, penguatan infrastruktur, serta pendampingan bagi guru dalam menghadapi perubahan ini. Dengan strategi yang tepat, diharapkan guru-guru madrasah, termasuk di MTsN 2 Garut, dapat lebih mudah beradaptasi dan memanfaatkan sistem digital untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Daftar Pustaka

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam. (2022). Pedoman Implementasi EMIS di Madrasah. Jakarta: Kementerian Agama RI.

Siregar, R. (2021). Transformasi Digital dalam Pendidikan: Peluang dan Tantangan. Bandung: Pustaka Edukasi.

Widiastuti, A. (2020). Peran Digitalisasi dalam Administrasi Pendidikan Madrasah. Yogyakarta: Media Cendekia.

Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Solialisasi Emis 4.0 di Youtube Pendis Channel

(oleh Nurul Jubaedah, S.Ag.,S.Pd.,M.Ag) Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah melakukan sosialisasi sistem EMIS 4. 0 pada 30 Januari 2025, pukul 13. 30 &ndas

30/01/2025 20:45 - Oleh Administrator - Dilihat 99 kali
Meraih Bintang Menuju Perubahan

Oleh Nurul Jubaedah, S.Ag.,S.Pd.,M.Ag (Guru SKI di MTsN 2 Garut) Meraih Bintang Guru harus memiliki ruh “bintang” karena ia selalu menerangi kegelapan peradaban  manu

05/01/2023 04:10 - Oleh Administrator - Dilihat 881 kali
Meraih Bintang Menuju Perubahan

Oleh Nurul Jubaedah, S.Ag.,S.Pd.,M.Ag (Guru SKI di MTsN 2 Garut) Meraih Bintang Guru harus memiliki ruh “bintang” karena ia selalu menerangi kegelapan peradaban  manu

05/01/2023 04:09 - Oleh Administrator - Dilihat 341 kali
6 Manfaat Metode Pembelajaran Game Based Learning

6 Manfaat Metode Pembelajaran Game Based Learning Oleh Nurul Jubaedah, S.Ag.,S.Pd.,M.Ag (Guru SKI di MTsN 2 Garut) Loss learning atau ketidakmampuan belajar adalah istilah yang mengac

17/11/2022 08:13 - Oleh Administrator - Dilihat 3471 kali
Korelasi SRA dengan Sekolah Inklusi

Korelasi SRA dengan Sekolah Inklusi Oleh Nurul Jubaedah, S.Ag.,S.Pd.,M.Ag (Guru SKI di MTsN 2 Garut) Salah satu tujuan dikembangkannya kebijakan Sekolah Ramah Anak (SRA) adalah mampu

17/11/2022 08:10 - Oleh Administrator - Dilihat 309 kali