• MTSN 2 GARUT
  • MADUGAR IS PRIMA

Inovasi Minyak Jelantah MTsN 2 Garut: Apakah Siswa MTsN 2 Garut Bisa Terangi Desa dengan Inovasi Lampu?

Di tengah tingginya kebutuhan energi dan meningkatnya volume limbah minyak goreng bekas, para siswa MTsN 2 Garut memunculkan gagasan segar: mengolah minyak jelantah menjadi lampu penerangan. Apakah ide yang terdengar sederhana ini bisa menjawab tantangan energi lokal sekaligus membantu pengelolaan limbah?

Pada awalnya, proyek ini dilahirkan dari kesadaran bahwa banyak minyak goreng rumah tangga berakhir sebagai limbah yang berpotensi mencemari lingkungan. Di tangan anak-anak muda madrasah, jelantah bukan lagi beban, melainkan peluang. Mereka merancang prototipe lampu sederhana berbahan dasar minyak jelantah, memanfaatkan sumbu katun dan wadah kaca atau kaleng sebagai ruang bakar.

Proses: dari Jelantah ke Cahaya
Langkah pertama ialah pengumpulan minyak bekas dari dapur siswa dan lingkungan sekitar. Minyak disaring agar kotoran, partikel sisa makanan, atau air terpisah. Setelah bersih, minyak dimasukkan ke wadah tahan panas, lalu sumbu katun menyerapnya. Saat sumbu dinyalakan, api stabil menyala dan menghasilkan cahaya yang cukup untuk penerangan ruangan atau jalan sempit di malam hari.

Menurut penuturan guru pembimbing (nama sekolah tidak perlu disebutkan dalam laporan), inovasi ini diuji coba di ruang kelas dan lorong madrasah. Hasilnya menunjukkan lampu jelantah mampu menyala selama beberapa jam dengan pembakaran yang relatif bersih, meskipun tidak seterang lampu listrik atau LED.

Mengapa Ide Ini Penting?
Kota dan daerah pedesaan di Indonesia masih menghadapi masalah ketersediaan listrik dan biaya pemeliharaan penerangan umum. Lampu berbahan jelantah menyajikan alternatif lokal yang murah dan mudah dibuat, serta mendukung prinsip ekonomi sirkular: limbah menjadi sumber daya.

Bagi siswa, proyek ini bukan sekadar tugas praktikum. Mereka belajar tentang siklus energi, teknologi tepat guna, dan kepedulian lingkungan. Sekaligus memperkuat rasa percaya diri bahwa solusi kecil dari komunitas lokal bisa berdampak nyata.

Tantangan dan Catatan Kritis
Namun inovasi ini bukan tanpa batasan. Beberapa tantangan utama meliputi:

  • Kualitas dan stabilitas nyala: minyak jelantah yang tidak disaring sempurna bisa menghasilkan asap atau bau tidak sedap.
  • Keamanan wadah: jika wadah kurang tahan panas atau kurang stabil, risiko tumpah atau kebakaran kecil bisa muncul.
  • Intensitas cahaya: lampu jelantah belum bisa setara dengan lampu listrik atau LED, sehingga lebih cocok untuk penerangan darurat atau skala kecil.
  • Standarisasi dan skema adopsi: agar inovasi bisa menyebar, perlu pedoman teknis dan dukungan institusi agar kualitas terjaga.

Masukan atau Solusi

  1. Pelatihan massal di sekolah dan komunitas: MTsN 2 Garut bersama Dinas Lingkungan Hidup atau Dinas Pendidikan bisa menyelenggarakan workshop pembuatan lampu jelantah untuk warga.
  2. Integrasi dalam kurikulum: menjadikan inovasi ini sebagai proyek praktikum reguler pada mata pelajaran IPA, kimia, atau kewirausahaan.
  3. Kolaborasi dengan instansi teknis: dukung uji laboratorium agar aspek emisi asap dan keamanan bakar lebih terjamin.
  4. Penyediaan bahan standar: misalnya wadah tahan panas, sumbu berkualitas, dan alat penyaring sederhana agar proses lebih mudah diterapkan.
  5. Skema insentif atau pengumpulan jelantah: pemerintah desa atau madrasah bisa menggalakkan pengumpulan minyak bekas dari rumah tangga sebagai bahan dasar.

Pandangan ke Depan
Inovasi siswa MTsN 2 Garut ini menjadi contoh bahwa kreativitas remaja bisa merespon permasalahan nyata: limbah dan energi. Walau belum sempurna, proyek ini membuka kemungkinan bahwa komunitas lokal dapat turut serta dalam transisi energi berkelanjutan. Dengan dukungan regulasi, pelatihan, dan integrasi teknis, lampu jelantah bisa berperan sebagai solusi cadangan di daerah terpencil atau kawasan tanpa listrik stabil.

Inisiatif ini juga menyiratkan pesan besar: bahwa solusi ramah lingkungan tak selalu mahal atau kompleks. Dari minyak jelantah yang sering dianggap sampah, siswa mampu menyalakan secercah harapan bahwa masa depan energi dapat dibangun dari langkah kecil dalam komunitas.

Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Update Adiwiyata! Kreatif Peduli Lingkungan: Mengapa Siswa MTsN 2 Garut Pilih Eco Brick Jadi Pot Tanaman?

Gerakan Peduli Lingkungan dari Madrasah MTsN 2 Garut menjadi sorotan ketika para siswanya berhasil mengubah limbah plastik yang biasanya hanya menjadi tumpukan tak bernilai, menjadi eco

01/10/2025 12:07 - Oleh Administrator - Dilihat 19 kali
Update Adiwiyata! Dari Kebun ke Gelas Jahe Empon-Empon: Bagaimana Siswa MTsN 2 Garut Ubah TOGA Jadi Inovasi Sehat dan Peduli Lingkungan?

Dari Kebun ke Gelas: Jejak Hijau di Madrasah Di tengah derasnya arus modernisasi, siswa MTsN 2 Garut memilih jalan sederhana namun penuh makna: menanam, merawat, dan mengolah jahe hasi

01/10/2025 12:05 - Oleh Administrator - Dilihat 13 kali
Inovasi Sirop Markisa MTsN 2 Garut: Bagaimana Kreativitas Siswa Bisa Jadi Produk Unggulan Madrasah?

Inovasi Sirop Markisa yang Lahir dari Madrasah Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 2 Garut kembali menghadirkan gebrakan baru. Kali ini, inovasi datang dari peserta didik yang berhasil me

01/10/2025 08:05 - Oleh Administrator - Dilihat 27 kali
Pesantren di Madrasah : Bedah Kitab Kuning

https://youtu.be/1O7gtIfGutM Pesantren di Madrasah : Bedah Kitab Kuning (oleh Nurul Jubaedah, S.Ag.,S.Pd.,M.Ag guru SKI di MTsN 2 Garut) MTsN 2 Garut mengadakan program Ramadhan mula

11/05/2022 14:38 - Oleh Administrator - Dilihat 764 kali